Tak
hanya di negeri sendiri saja nama-nama berikut di kenang. Nun jauh dei
Barat sana, sederet nama tokoh, pahlawan dan pejuang tanah air
Indonesia, turut pula diabadikan namanya oleh bekas negeri penjajah,
Belanda. Kesemua tokoh tersebut, dipandang pemerintah Belanda, memiliki
andil yang besar dalam perjuangan Indonesia dan berkontribusi besar
pula terhadap negeri Belanda. Tak heran, pengaruh tokoh Indonesia di
bawah ini, diapresiasi dan dihargai dengan menjadikan nama tokoh ini
menjadi nama-nama jalan di Belanda. Berikut kami tampilkan 5 Tokoh
Indonesia yang namanya “Diabadikan” di Belanda:
1. Mohammad Hattastraat
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator
kemerdekaan Indonesia.
2. R.A Kartinistraat
3. Sjahrirstraat
4. Irawan Soejonostraat
Irawan Soejono gugur di Leiden pada bulan Januari 1945. Saat itu ia sedang mengangkut sebuah mesin stensil yang digunakan untuk penerbitan perlawanan di bawah tanah. Hal ini diketahui oleh pihak tentara Jerman yang kemudian berusaha menangkapnya. Irawan berusaha meloloskan diri, namun ia ditembak hingga tewas. Setelah gugurnya Irawan Soejono, kelompok bersenjata di bawah tanah Indonesia ini diberi nama Grup Irawan Soejono.
5. Munirstraat
Saat
menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi
orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela
para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus.
Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen
Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar.
1. Mohammad Hattastraat
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator
kemerdekaan Indonesia.
Selain di kenang di Indonesia, nama Mohammad Hatta juga turut diabadikan menjadi nama sebuah ruas jalan di kawasan Haarlem (Mohammed Hattastraat), Belanda. Nama Mohammed Hattastraat
terpampang di papan nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder yang
dibangun pada tahun 1987. Pemberian nama ini ditetapkan oleh pejabat
Walikota R.H Claudius dengan alasan bahwa Hatta merupakan tokoh
pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah menimba ilmu di Belanda
serta merupakan aktivis Indonesia.
2. R.A Kartinistraat
Raden Adjeng Kartini
atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang
tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai
pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Karenanya Raden Ajeng Kartini
dikenal sebagai pejuang hak perempuan baik di Indonesia maupun di
negeri Belanda. Masyarakat di Belanda umumnya mengenal Kartini sebagai
wanita pejuang hak perempuan yang berasal dari Jawa. Tak heran jika
nama R.A Kartinistraat dapat ditemukan di kota Utrech yang
terletak dikawasan hunian yang ditinggali oleh kalangan menengah.
Selain di kota Utrech, nama Kartini juga terdapat dibeberapa kota
lainnya seperti; di kota Venlo, Amsterdam dan Haarlem.
3. Sjahrirstraat
Sutan Syahrir adalah
seorang politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat
sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni
1947. Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia
meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di
TMP Kalibata, Jakarta.
Sebelum menjadi Perdana
Menteri Indonesia, dulu ia pernah menimba ilmu di Fakultas Hukum
Universitas Amsterdam dan kemudian pindah kuliah ke Leiden School Of
Indology. Pergaulan Sjahrir saat itu sangat luas terutama di kalangan
cendikiawan dan aktivis politik Leiden. Hal ini, mencuatkan nama
Syahrir hingga namanya ikut diabadikan sebagai nama jalan di Kota
Leiden (Sjahrirstraat), tempat dimana dirinya menimba ilmu di Belanda.
4. Irawan Soejonostraat
Irawan Soejono adalah
seorang mahasiswa Indonesia yang diakui oleh Belanda sebagai pahlawan
negara tersebut karena perjuangannya melawan Jerman Nazi di bawah
Hitler. Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan sebagai nama
salah satu ruas jalan di kota Amsterdam (Irawan Soejonostraat).
Pada masa Perang Dunia
II, Irwan Soejono adalah anggota Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Ayahnya adalah Adipati Ario Soejono, orang Indonesia pertama yang
menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Belanda. Irawan Soejono gugur
ditembak sebagai pejuang perlawanan bawah tanah Belanda melawan Jerman.
Di kalangan pejuang-pejuang perlawanan Belanda Irawan dikenal dengan
nama Henk van de Bevrijding. Ia ditugasi menangani alat-alat
percetakan bawah tanah dan radio untuk menangkap siaran-siaran Sekutu.
Selain itu, ia juga menjadi anggota kelompok bersenjata perjuangan
perlawanan Indonesia.
Irawan Soejono gugur di Leiden pada bulan Januari 1945. Saat itu ia sedang mengangkut sebuah mesin stensil yang digunakan untuk penerbitan perlawanan di bawah tanah. Hal ini diketahui oleh pihak tentara Jerman yang kemudian berusaha menangkapnya. Irawan berusaha meloloskan diri, namun ia ditembak hingga tewas. Setelah gugurnya Irawan Soejono, kelompok bersenjata di bawah tanah Indonesia ini diberi nama Grup Irawan Soejono.
5. Munirstraat
Nama lengkapnya Munir
Said Thalib. Namun banyak orang mengenalnya dengan nama Munir. Dia
adalah pria keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia.
Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak
Asasi Manusia Indonesia Imparsial.
Post a Comment